HALOBERAU – Aliran anak Sungai Agung di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, diduga ditutup dan dialihkan oleh perusahaan tambang batu bara PT Berau Bara Abadi. Perubahan bentang alam ini menuai sorotan warga Kampung Harapan Jaya yang mengaitkannya dengan banjir yang makin sering terjadi di wilayah tersebut.
Kepala Kampung Harapan Jaya, Ali Sasmirul, menyebut keresahan masyarakat semakin besar karena banjir berdampak langsung pada aktivitas sehari-hari, termasuk pemanenan sawit.
“Warga sering mengeluhkan banjir yang makin sering terjadi. Aktivitas mereka, terutama saat panen sawit, ikut terganggu. Kalau memang penyebabnya karena pengalihan sungai, kami minta pemerintah segera menindaklanjuti,” kata Ali Sasmirul.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau mengakui sudah menerima laporan masyarakat terkait dugaan pengalihan aliran sungai tersebut. Namun, menurut Kepala DLHK Berau, Mustakim Suharjana, pihaknya masih perlu menelusuri lebih lanjut.
“Kami sudah menerima laporan masyarakat. Informasi yang masuk, izin perubahan bentang alam ini disebut dikeluarkan kementerian. Tapi kami masih perlu memastikan dengan melihat dokumen aslinya,” ujarnya.
Mustakim menegaskan, jika dalam penyelidikan ditemukan pelanggaran, perusahaan wajib bertanggung jawab, termasuk memulihkan kembali aliran sungai sebagaimana mestinya.
“Jika itu nanti terbukti akan kita tindak lanjuti sesuai dengan aturan berlaku,” tandasnya. (*)