Penuhi Stok Obat-obatan di Puskesmas

Berita

HALOBERAU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Rudi Parisian Mangunsong tengah menyoroti permasalahan kurangnya stok obat-obatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di 13 Kecamatan wilayah. Hal tersebut kerap kali dikeluhkan oleh masyarakat sehingga sebagai wakil rakyat, Rudi ingin hal tersebut tidak terjadi lagi.

“Beberapa kali saya temukan dan terima aspirasi masyarakat bahwa obat yang disediakan oleh Puskesmas yang belum mencapai semester pertama selalu habis,”ucapnya, Jumat (11/10/2024) lalu.

Bahkan kata dia, banyak dari masyarakat merasa belum mendapat pengobatan dari fasilitas kesehatan tersebut karena pasokan tersedia selalu habis sebelum waktunya

“Karena menurut laporan saya terima disebabkan banyaknya pekerja dari luar daerah yang berobat menggunakan fasilitas yang disediakan bagi masyarakat disana,” ungkapnya.

Lebih lanjut, menurutnya banyak pekerja bersifat kontrak dari luar daerah menetap di Bumi Batiwakkal kemudian ketika terjadi kecelakaan kerja, fasilitas kesehatan di perusahaan kurang mampu 

“Banyak di Kabupaten Berau pekerja yang bersifat kontrak tetapi dari luar daerah. Dan ketika terjadi kecelakaan kerja, klinik perusahaan kurang mampu menyediakan obat sehingga para pekerja dialihkan ke Puskesmas,” bebernya.

Hal ini sehingga bagi dia menjadi tidak terkontrol dan mengurangi stok yang ada di Puskesmas bahkan mengkhawatirkan jika masalah ini terus berlanjut.

“Ini kalau tidak segera teratasi nantinya sangat berdampak pada pemerataan kesehatan masyarakat bagi masyarakat disana terlebih yang tinggal di pedalaman,” imbuhnya.

Maka dari itu, Rudi mengimbau seluruh perusahaan yang berada di pedalaman untuk bisa menyortir obat secara mandiri guna menyeimbangkan pengobatan agar merata diseluruh daerah.

“Pada semester pertama obat sudah habis. Warga yang harusnya mendapat layanan dari Puskesmas mau tidak mau dirujuk ke rumah sakit,” bebernya.

Ia berharap, pihak perusahaan bisa segera melengkapi alat kesehatan secara mandiri. Terutama menyediakan obat-obatan bagi pekerjanya.

“Jangan sampai dibebankan ke Puskesmas,” pungkasnya. ()

Termasuk Dinas Kesehatan bisa lakukan komunikasi rutin kian meningkat agar pendataan kebutuhan-kebutuhan obat-obatan untuk masyarakat selalu tersedia.

“Dinas Kesehatan juga harus cekatan mengatasi masalah obat-obatan yang selalu habis duluan oleh tenaga kerja membutuhkan dari pada masyarakat ini harus segera ada solusinya,” pungkasnya. (Adv/ed*)