Sederhana Tapi Penuh Makna, HUT Berau Dimeriahkan Tarian Kolosal Ratusan Pelajar

Berita

HALOBERAU – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kabupaten Berau dan HUT ke-215 Kota Tanjung Redeb, pemerintah kabupaten (Pemkab) Berau menggelar upacara hari jadi yang berlangsung di lapangan GOR Pemuda Tanjung Redeb, Senin (15/9/2025).

Upacara dipimpin langsung oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, didampingi Wakil Bupati, Gamalis. Jajaran TNI-Polri, Satpol PP, pelajar, serta berbagai unsur masyarakat turut menjadi peserta upacara. 

Sejumlah mantan kepala daerah Berau, di antaranya Makmur HAPK, Abdul Rivai, dan Agus Tantomo, juga hadir memberikan penghormatan. Dari pihak Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur pun hadir sebagai tamu kehormatan.

Menariknya, dalam momen ini Bupati Sri Juniarsih tampil mengenakan baju adat Kesultanan Gunung Tabur, sementara Wabup Gamalis mengenakan baju adat Kesultanan Sambaliung. Kehadiran mereka dengan balutan busana adat menambah khidmat suasana peringatan.

Rangkaian upacara semakin semarak dengan penampilan tarian kolosal berjudul, Tragedi Pulau Balikukup. Dibawakan 100 penari dari kalangan pelajar dan sanggar seni binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, tarian ini mengisahkan tragedi perampokan dan pembajakan yang melanda Pulau Balikukup pada tahun 1957 silam. Lewat gerak, musik, dan ekspresi, para penari mengingatkan masyarakat agar tidak melupakan sejarah kelam tersebut, sekaligus menjadikannya pelajaran berharga.

Dalam sambutannya, Bupati Sri Juniarsih menegaskan bahwa peringatan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah agenda rutin, seperti lomba perahu panjang dan Festival Irau Manutung Jukut, ditiadakan. Hal ini sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri agar perayaan tidak terkesan berlebihan atau menunjukkan gaya hidup mewah para pejabat.

“Peringatan hari jadi kali ini kita syukuri dengan sederhana, tanpa mengurangi makna dan kebahagiaan. Yang terpenting, kita menjaga kondusivitas dan menjadikan momen ini sebagai pengingat untuk terus membangun Berau dengan kreativitas dan kemampuan yang kita miliki,” ujar Sri Juniarsih.

Selain menyampaikan rasa syukur, Sri Juniarsih juga memanfaatkan momentum ini untuk melaporkan capaian pembangunan selama dua periode kepemimpinannya, baik yang telah terealisasi maupun yang masih berjalan.

Sebagai penutup upacara, tradisi pemotongan Puncak Rosul yang merupakan kuliner tradisional khas kerajaan Berau berbahan dasar ketan oleh Bupati dan Wakil Bupati. Potongan pertama diserahkan kepada Kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur, sebagai simbol penghormatan terhadap sejarah dan budaya Berau.

Usai upacara, penghargaan diberikan kepada camat berprestasi, kampung terbaik, serta pemenang pawai antar sekolah. Perayaan kemudian berlanjut dengan rapat paripurna istimewa di Gedung DPRD Berau.

Mantan Bupati Berau, Agus Tantomo dan Makmur HAPK, turut memberikan pesan penting pada kesempatan di hari jadi Berau ini. 

“Momentum hari jadi ini harus menjadi bahan evaluasi diri. Ke depan, tantangan kita tidak mudah. Semangat kebersamaan dan persatuan adalah modal dasar untuk membangun Berau. Tanpa itu, harapan kita bersama sulit diwujudkan,” tegasnya.

Peringatan hari jadi kali ini menjadi pengingat, bahwa perjalanan panjang Berau bukan hanya untuk dikenang, melainkan juga menjadi pijakan untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik. (Adv/ed*)