Ternyata Pelakunya Ibu dan Adik Korban, Tetangga Rasa Tidak Percaya Mereka Pembunuhnya

Berita

HALOBERAU – Kasus tewasnya seorang pemuda inisial EJ (29) yang ditemukan bersimbah darah di dalam kamarnya menggemparkan masyarakat dan menyita banyak perhatian semenjak kejadian pada Minggu (19/5) lalu.

Teka-teki kasus tewasnya EJ ini juga sudah berhasil terungkap. Berdasarkan hasil penyidikan oleh tim penyidik Satreskrim Polres Berau telah menetapkan dua orang tersangka, yakni Ibu dan Adik kandung korban sendiri yang berinisial M (52) dan S (23). Meski sudah mengungkap siapa pelakunya, polisi belum bisa membeberkan motif kasus pembunhan ini.

“Motifnya belum bisa disampaikan karena kami masih melakukan proses penyidikan dan pemeriksaan terhadap kedua tersangka. Kasus ini segera kami release bersama pak Kapolres,” ujar Kanit Tipidter, IPTU Yoga Fattur, Selasa (21/5).

Ditetapkannya ibu dan adik kandung korban sebagai tersangka membuat warga di RT 22 Jalan Sungai Kuyang, Kecamatan Teluk Bayur yang merupakan tetangga korban dan pelaku merasa tidak percaya. Sebab, para tetangganya sama sekali tidak pernah mendengar atau melihat mereka berselisih  atau ribut di rumahnya.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu tetangga korban, Zamzam Amor. Selama berpuluh tahun hidup bertetangga dengan korban dan pelaku tidak pernah mendengar mereka bertengkar. 

“Puluhan tahun kami hidup bertetangga tidak pernah mendengar mereka ribut. Sebelum kejadian pun tidak pernah kami dengar ada keributan antara mereka. Hanya pas malam kejadian sempat ada  suara teriakan meminta tolong terdengar sebanyak dua kali,” ungkap Zamzam.

Korban dan pelaku dikenal sebagai orang yang berkelakuan baik. Mereka hidup berkeluarga  normal seperti keluarga lainnya. Hanya saja memang mereka tertutup. 

“Selama ini terlihat normal saja. Di mata kami mereka baik kok. Hanya sedikit tertutup. Korban sering kok ngantar ibunya pergi kerja atau belanja di pasar,” tuturnya.

Zamzam juga mengakui jika korban selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Sementara ibunya kerja di perkebunan kelapa sawit dan adiknya di perusahaan tambang.

“Korban memang pengangguran dan setiap hari cuma di rumah. Apapun motifnya itu kami semua tidak menyangka ibu dan adiknya tega habis nyawa anggota keluarganya sendiri,” pungkasnya (*)