HALOBERAU – Dalam rangka memperingati bulan keselamatan kesehatan kerja, PT Berau Coal menggelar Berau Coal Fire Rescue Challenge (BFRC) yang ke-8 tahun 2024, Senin (24/2/2024). Kegiatan ini rutin dilakukan guna untuk meningkatkan kesadaran kesiapsiagaan tanggap darurat di area pertambangan.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Subkoodinator Keselamatan Pertambangan Mineral Direktorat Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dwinanto Herlambang, di Fireground Kampus Safety Samburakat PT Berau Coal.
Dwinanto mengatakan, melalui gelaran BFRC ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang penanganan dan penyelamatan dari perusahaan masing-masing, termasuk pada keluarga dan masyarakat.
Selain itu juga memberi motivasi, semangat, dan kolaborasi dalam menjalin persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan sesama tim tanggap darurat.
“Saya yakin ajang ini dapat meningkatkan semangat, motivasi, dan memberikan kontribusi positif terhadap budaya keselamatan, dan kesehatan kerja yang ada,” ungkapnya.
Dirinya mengimbau kepada para peserta agar bertanding secara sportif dan penuh kegembiraan. Apalagi mereka juga harus selalu siap kapan saja terpanggil untuk menjalankan misi kemanusiaan dalam naungan satu komando dari ESDM Siaga Bencana, jika sampai terjadi bencana alam yang bersifat lokal, regional, maupun nasional.
Dirinya juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh panitia BFRC 2024 yang telah menyusun dan mengupayakan acara ini terlaksana dengan baik, Dwinanto berharap agenda ini bisa terus berjalan hingga akhir nanti.
“Semoga momen ini dapat melahirkan para rescue Indonesia yang berprestasi. Baik itu di kancah lokal, regional, maupun nasional. Kami tunggu kedatangannya di Kalimantan Fire Rescue Challenge hingga di Indonesia Fire Rescue Challenge, bahkan di tingkat internasional,” pungkasnya.
Sementara Kepala Teknik Tambang PT Berau Coal, Feri Indrayana menuturkan, acara tersebut telah berlangsung sejak Minggu (25/2) lalu. Namun upacara pembukaan baru dilakukan satu hari setelahnya.
Dalam kegiatan ini terdapat 22 tim, terdiri dari 16 tim dari internal Berau Coal dan mitra kerja, 6 lainnya dari perusahaan di sekitar luar Berau seperti Kutai Timur dan Kalimantan Utara.
“Ini merupakan penyelenggaraan BFRC yang ke-8 tahun 2024. Adapun terakhir dilaksanakan pada 2020 lalu, sempat vakum lantaran Covid-19,” tuturnya.
Bebernya, ada lima kategori yang dilombakan dalam pelaksanaan ini, di antaranya Fire Fighter Competency Test (Uji Kompetensi Pemadam Kebakaran), High Angel Rescue (tindakan penyelamatan kepada korban yang berada di daerah yang tinggi seperti tebing, menara, gedung atau bangunan yang tinggi), Confined Space Rescue (Penyelamatan Ruang Terbatas), Road Accident Rescue (Penyelamatan Kecelakaan Lalu Lintas), dan Fire Fighter Fitness Drill.
“Kegiatan ini dilanjutkan sampai Jumat dan penutupan akan dilakukan Sabtu di Head Office PT Berau Coal,” bebernya.
Emergency Response and Safety Service Manager PT Berau Coal, Andi Henrdy Achmad menambahkan, tujuan kegiatan tersebut ialah meningkatkan awareness atau kesadaran terkait kesiapsiagaan tanggap darurat di area pertambangan.
Tim tanggap darurat ini sudah diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen) 1827 Tahun 2018 perihal Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik. Dimana pemilik izin pertambangan harus mengelola tim tanggap darurat.
“Kegiatan ini juga untuk mempersiapkan sumber daya dari sisi kesiapsiagaan. Karena daerah kita termasuk rawan bencana,” terangnya.
Sebanyak 22 tim yang mengikuti challege akan menjadi cikal bakal sumber daya yang bergabung di ESDM Siaga Bencana. Adapun ESDM Siaga Bencana merupakan suatu forum pertambangan di bawah koordinasi Kementerian ESDM, dimana setiap perusahaan diwajibkan memiliki tim tanggap darurat yang siap berkolaborasi.
“Lima challenge yang ada tentunya untuk meningkatkan kompetensi, kekompakan, dan kerja sama. Konsep challenge ini memberikan pembelajaran terhadap seluruh tim, jadi bukan kompetisi,” tuturnya.
Di samping meningkatkan kompetensi, peserta dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam lima kategori tantanhan. Pada tantangan terakhir yang dipertandingkan untuk melihat fisik para peserta dari awal sampai akhir apakah masih prima atau tidak.
Diungkapkannya, fisik merupakan bekal penting untuk pertolongan kesiapsiagaan.
”Mereka juga harus siap siaga membantu jika ada bencana atau keadaan darurat di kampung-kampung sekitar. Tentunya juga bekerja sama dengan stakeholder terkait agar pertolongan bisa segera dilakukan,” jelasnya.
“Harapannya setelah ini mereka yang terbaik dapat mewakili kompetisi di event nasional. Karena sebenarnya ini tingkat semi regional, kami berusaha mengundang perusahaan di luar Berau juga,” harapnya.
Adapun salah seorang perwakilan peserta, Manager Tim PT Berau Coal Site Lati, Tubagus Rian Aronda, memastikan dirinya siap untuk mengikuti challeges dalam BFRC kali ini.
Mereka pun telah melakukan berbagai persiapan, mulai dari pengetahuan terkait respons tanggap darurat di area tambang untuk melakukan penyelamatan secara efektif, hingga latihan fisik.
“Persiapan kami selama sebulan penuh dan kali ini full tim ada 8 anggota,” sebutnya.
Didukung oleh tim Emergency Response PT Berau Coal yang ada di Lati. Mereka difasilitasi peralatan, instruktur, yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas, terutama dalam meningkatkan kemampuan untuk melakukan penyelamatan. Dirinya cukup optimistis menghadapi setiap tantangan dalam BRFC kali ini.
“Setiap event lomba punya kesulitan masing-masing. Kami berusaha untuk menyelesaikan challenge itu dengan baik, kesulitan pasti ada. Tapi kita barengi dengan latihan,” terangnya.
“Saya rasa semua tim bagus, yang membedakan hasil latihan masing-masing. Yang penting kita bisa mendapatkan ilmunya dan diterapkan di operasional tambang agar respons pertolongan yngg diberikan bisa maksimal. Juara hanya bonus,” tutupnya. (Adv/BC/ed*)