HALOBERAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau bersama Perumda Air Minum Batiwakkal atau PDAM siap berkolaborasi mengatasi masalah air bersih di Biduk-Biduk.
Kepala Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Decty Toga Maduli mengaku masalah air minum bersih di Biduk-Biduk hingga saat ini masih bersifat kompleks. Apalagi, sumber air baku yang ada juga tidak memenuhi harapan masyakarat.
“Mereka mau berlangganan kalau sumber air bakunya dipindah ke Sumur Belanda,” ungkapnya.
Meskipun kemauan masyarakat seperti itu, lanjut Decty, pihaknya harus melakukan angket terlebih dahulu. Tentu dengan tujuan agar permasalahan yang terjadi di daerah itu dapat diketahui dengan pasti.
“Kami mau angket dulu di sana. Sebetulnya masalahnya di apa. Apakah karena sumber air bakunya atau karena ada biaya anslit,” tegasnya.
Menurutnya, pelaksanaan angket juga bertujuan agar pembangunan sarpras air di wilayah itu ke depannya tidak salah sasaran. Berikutnya, program yang dijalankan tidak berakhir mubazir.
“Perlu angket supaya kita tidak salah sasaran. Kalau memang karena masalah air bakunya dan mau dipindah, maka dapat dipindah. Angket perlu supaya program kita ini tidak jalan sia-sia,” jelasnya.
Direktur Perumda Air Minum Batiwakkal, Saipul Rahman mengaku walaupun fasilitas air bersih sudah pernah dibangun, masyarakat Biduk-Biduk tidak mau menggunakan air dari sumber air baku yang sudah dibangun tersebut.
“Kalau rasanya payau tidak. Yang mereka inginkan itu, jadi dia (air) banyak mengandjng unsur magnesium atau kalsium. Sehingga etika disabunkan tidak terlalu berbuih. Berkaitan dengan kesadahan,” imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah itu, lanjutnya, masyarakat Biduk-Biduk sendiri menghendaki agar sumber air baku yang ada harus dipindahkan ke Sumur Belanda. Solusi itu, tambahnya, juga sudah direstui oleh Bupati Berau Sri Juniarsih Mas.
“Kemarin dari arahan bupati soal pemindahan sumber air baku. Tapi lebih tepatnya penambahan air baku. Karena, Sumur Belanda itu dikhawatirkan debitnya kurang,” ujarnya.
Dengan penambahan sumber air baku itu, Saipul berharap selain kualitas air terpenuhi, volume air juga tidak berkurang. Karena itu, dua sumber air baku itu akan dikombinasikan untuk dapat mengatasi masalah air bersih di Biduk-Biduk.
“Jadi combine. Yang lama juga tetap kita gunakan. Supaya ke depan tidak lagi muncul soal kualitas sudah bagus, volumenya yang tidak terpenuhi,” paparnya.
Ditambahkannya, dengan solusi itu, pelanggan air minum PDAM dari Biduk-Biduk juga makin bertambah. Sebab, ungkap Saipul, jumlah pelanggan PDAM di Biduk-Biduk hanya satu dari 1.000 sambungan rumah (SR) yang ada.
“Jadi persoalannya bukan karena mereka tidak mau jadi pelanggan. Persoalannya karena sumber air yang ada tidak sesuai yang mereka harapkan,” tandasnya. (Ed*)