Saat Jagung Menguning di Batu Rajang, Harapan Baru Tumbuh Bersama PT HSB

Berita

HALOBERAU – Matahari pagi baru saja naik ketika warga Kampung Batu Rajang, Kecamatan Segah, mulai memanen jagung yang menguning sempurna di lahan seluas hampir dua hektare. Di antara barisan tanaman, terdengar suara canda dan tawa, bercampur aroma khas tanah dan jagung segar yang baru dipetik.

Panen ini bukan sekadar rutinitas pertanian. Bagi PT Hutan Sanggam Berau (HSB), perusahaan daerah yang selama ini identik dengan produksi kayu bulat, momen ini menandai awal langkah besar untuk merambah ke sektor pertanian sebagai bagian dari program nasional Penanaman Jagung 1 Juta Hektare yang diinisiasi pleh Polri.

“Bibitnya dari kami, lahan dan tenaga kerja dari masyarakat. Semua berjalan dengan kolaborasi,” ujar Anwar Kalfangare, Manajer Pengamanan Hutan dan Humas PT HSB.

Anwar menjelaskan, beberapa tahun terakhir HSB mulai mengoptimalkan aset nonproduktif untuk membuka peluang usaha baru. Diversifikasi ini dianggap penting agar perusahaan tidak bergantung pada satu sektor. 

“Panen ini bukti bahwa lahan yang dulunya terbengkalai bisa memberi sumber pendapatan tambahan,” ujarnya.

Rencana ke depan pun sudah disusun. HSB akan membuat feasibility study (FS) dengan melibatkan akademisi dan konsultan, agar penanaman jagung dan komoditas lain bisa dilakukan secara semi modern dengan dukungan teknologi. Setelah panen perdana ini, lahan akan diperluas menjadi lima hektare, lengkap dengan dukungan bibit, pupuk, dan herbisida dari perusahaan.

Program ini masuk dalam skema Perhutanan Sosial dan Multiusaha Kehutanan. Tujuannya jelas, untuk melibatkan masyarakat secara berkelanjutan dan memanfaatkan area nonproduktif untuk tanaman pangan. Jika feasibility study ini mendapat lampu hijau, HSB siap mengembangkan hingga ratusan hektare untuk jagung dan kakao.

“Kami berharap ini menjadi stimulus. Kalau masyarakat melihat keberhasilan program, mereka akan termotivasi menanam komoditas bernilai tinggi, bukan hanya sawit,” kata Anwar.

Dukungan juga datang dari Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau, Junaidi. Ia menilai potensi lahan milik HSB di empat kecamatan sangat besar untuk dikembangkan. 

“Program ini bisa memberi usaha sampingan bagi petani sekitar hutan dan membawa dampak positif,” ujarnya.

Junaidi bahkan mengusulkan sebagian lahan digunakan untuk menanam benih atau komposit. 

“Sekarang kalau mau pengadaan lima atau sepuluh ton benih, kita masih beli ke Jawa. Kalau kita kelola sendiri, kita bisa hasilkan benih bersertifikat yang juga bisa dijual,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Batu Rajang, Lawai, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Mayoritas dari 400 warganya adalah petani ladang, dan program ini memberi peluang ekonomi baru, “Semoga kampung kami jadi ikon penghasil jagung di Segah. Ini membawa harapan baru bagi warga,” katanya.

Meski begitu, ia berharap pemerintah turut memperhatikan infrastruktur jalan, “Selama ini akses jadi kendala utama. Kalau jalannya bagus, hasil panen akan lebih mudah dipasarkan,” pintanya.

Di tengah hamparan jagung yang siap diangkut, tersimpan optimisme bahwa langkah kecil di Batu Rajang ini akan menjadi pijakan besar. Dari lahan yang dulunya sepi, kini tumbuh sumber kehidupan baru bagi warga, bagi perusahaan, dan bagi masa depan pertanian Berau. (Adv/ed*)