Status Jalan Nasional jadi Kendala Penanganan Banjir

Berita

HALOBERAU – Sejak Jumat (21/9) lalu, Kabupaten Berau kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama. Menyebabkan genangan air hingga banjir di beberapa titik di Kabupaten Berau. Salah satunya, Jalan Gatot Subroto di Kelurahan Sei Bedungun Kecamatan Tanjung Redeb yang masih langganan banjir. 

Hal itu kerap dikeluhkan salah seorang warga bernama, Nia. Dikatakannya, ketika hujan deras volume banjir bisa mencapai betis orang dewasa. Bahkan dirinya cukup kesulitan saat lewat dengan kendaraan roda dua. Bersyukur genangan air di sana tidak sampai lama, bahkan sore harinya sudah surut.

“Seharusnya banjir di sana bisa ditangani, karena sudah lama terjadi tapi tidak ada perubahan sama sekali. Jangan sampai merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar jalan,” ungkapnya. 

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Hendra Pranata mengaku, selama ini pihaknya memang belum menangani banjir yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto tersebut. Pasalnya, status jalan merupakan nomenklatur jalan nasional.

Akibat terkendala status jalan tersebut penanganan banjir difokuskan di tempat lain, yakni di Jalan Kedaung dan sekitarnya. “Kami baru tangani yang ada di Jalan Kedaung. Karena ruas Jalan Gatot Subroto itu masuk jalan nasional,” ucapnyua. 

Kendati begitu, DPUPR akan berupaya agar penanganan di wilayah itu secepatnya dilakukan. Pihaknya juga akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur. 

“Jangan sampai kita salah kerja dan akhirnya tidak maksimal. Kalau itu jalan milik pemerintah daerah tentunya sudah sejak lama kita kerjakan,” tegasnya. 

Disampaikannya, saat ini pihaknya tengah melakukan pengecekan lapangan untuk mengetahui titik-titik yang sering terdampak banjir. Berikutnya menganalisasi berbagai kemungkinan solusi yang bisa dilakukan.

Pihaknya sendiri sudah mengecek secara langsung pada Sabtu (21/9) lalu. Ditemukan beberapa penyebab banjir yang terjadi adalah sampah serta baliho yang menumpuk pada drainase di sekitar Gang Rawa Indah 2. 

“Memang perlu normalisasi drainase di sana agar bebas sampah. Masyarakat juga diharapkan tidak membuang sampah sembarangan di drainase,” terangnya. 

Ditambahkannya, sesuai analisis sementara pihaknya, memang yang perlu dibangun ke depannya yakni gorong-gorong besar. Pasalnya, gorong-gorong yang ada saat ini sudah kelebihan kapasitas. Sehingga, tidak mampu menampung air hujan dengan intensitas tinggi.

“Dari analisa sementara seperti itu. Penanganan yang dibutuhkan membelah Jalan Gatot Subroto untuk gorong-gorong besar. Gorong-gorong yang lama itu kan sudah tidak maksimal lagi,” bebernya.

Diakuinya, tahun ini penanganan khusus kawasan Jalan Gatot Subroto belum bisa dilakukan. Karena itu, penanganan darurat akan coba dilakukan terlebih dahulu apabila masih terjadi banjir di wilayah itu.

“Kami akan maksimalkan dulu pada koordinasi dan perencanaan. Serta kemungkinan penanganan daruratnya,” tutupnya. (Jj*)